JALAN TERANG SUMI
Resensi
Resensi ini diselesaikan untuk memenuhi tugas pelajaran Bahasa Indonesia
Semester 2 Kelas IX.2
AURELIA NABILA INSAN
NISN: 0024678175
SMP Negeri 2 Mandau
Kabupaten Bengkalis
Tahun Pelajaran
2016/2017
Resensi Novel Jalan Terang Sumi
Judul : Jalan Terang Sumi
Penulis : Gola Gong & Tias Tatanka
Penerbit : Zikrul Kids
Tahun
Terbit : 2010
Halaman : 128 halaman
ISBN : 978-979-063-593-7
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah
SWT. Atas izin-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan penulisan resensi yang berjudul Jalan Terang Sumi karya Gola
Gong & Tias Tatanka . Resensi ini dibuat untuk memenuhi tugas Bahasa
Indonesia. Harapan saya semoga buku yang saya resensi ini dibaca dan dapat
meningkatkan keinginan siswa/siswi untuk terus bersekolah hingga kejenjang yang
lebih tinggi.
Novel ini menceritakan perjuangan
seorang gadis kecil bernama Sumi untuk terus belajar agar dapat melanjutkan
sekolah. Sumi, ibunya anak pembantu rumah tangga dan ayahnya bekerja menarik
becak meninggal setahun yang lalu karena tertabrak mobil. Sumi adalah anak
sulung, ia memiliki satu adik bernama Tumbu yang masih berumur 2 tahun.
Suatu hari, Ibu Sumi sakit dan ia
langsung bergegas pergi kerumah Bu Sasongko. Lalu, ia menolong pekerjaan ibunya
membereskan rumah dan menyiapkan makanan untuk anak bu Sasongko yang bernama
Katrin. Penyakit ibunya Sumi semakin parah, sehingga dibawa kerumah sakit.
Dirumah sakit Sumi mengetahui bahwa ibunya terkena penyakit tifus, dan ia harus
beristirahat total.
Diam-diam sore harinya Sumi mendatangi
rumah keluarga Sasongko, ia meminta untuk menggantikan ibunya bekerja sebagai
pembantu dirumah Bu Sasongko teersebut. Ia bertekad dapat menghasilkan uang
sendiri untuk mengumpulkan uang biaya sekolah dan untuk keperluan ibu dan
adiknya.
Sumi memiliki semangat untuk belajar yang
membara, terkadang saat Katrin membersihkan kamar Katrin, ia menumpang baca
buku-buku tugasmilik Katrin. Kadang-kadang buku cerita, lalu dibaca dikamarnya.
Sebelum Katrin pulang, buku yang dipinjamnya telah kembali ketempatnya. Bahkan
saat ada jadwal les privat Katrin dengan waktu luangnya, ia diam-diam mengikuti
pelajaran. Tidak sulit baginya untuk mengikutinya, hanya untuk soal-soal
matematika tertentua ia tidak tahu.
Sesampainya dirumah, hal-hal yang
didengar dan dibacanya ia tulis dalam buku tulis bekas sekolah. Kadang-kadang
ia membawa buku tulis itu ketempat kerja untuk mencocokkan dengan buku-buku
pelajaran dikamar Katrin.
Sebulan kemudian, Sumi memiliki secercah
harapan untuk belajar. Bapak dan Ibu Sasongko menaikkan gaji Sumi lalu, ia
disuruh untuk mengikuti les privat bersama Katrin.
Suatu hari, saat les privat, Tante Aida
(Guru privat Sumi dan Katrin) memberitah ada kompetisi kecerdasan yang
berhadiahkan notebook dan beasiswa 3tahun berturut-turut disekolah manapun,
yang diadakan oleh sebuah perusahaan computer ternama bekerja sama dengan Dinas
Pendidikan Provinsi. Sumi dan Katrin sangat bersemangat untuk mengikuti
kompetisi tersebut, dan mengharapkan hadiah menggiurkan dapat mereka miliki.
Malam sebelum kompetisi Sumi belajar semaksimal mungkin. Ia begitu mengharapkan
beasiswa 3 tahun untuk melanjutkan sekolahnya.
Hari yang ditunggu-tunggu pun datang, Sumi
dan Katrin mengikuti kompetisi. Selama kompetisi berjalan, Sumi dengan serius
membaca dan mengisi soal-soal yang diberikan. Sedangkan Katrin tetap bersikap
santai. Setelah selesai mereka diperintahkan untuk menunggu hasil pengumuman.
Setelah selesai waktu zuhur, peserta
dipanggil untuk berkumpul mendengarkan pengumuman pemenang kompetisi kali ini.
Juara ketiga Juwandono mendapatkan hadiah beasiswa selama setahun. Juara kedua
Sumi dengan hadiah beasiswa 3tahun. Juara pertama Maissy dengan hadiah sebuah
notebook. Sumi yang mendengarkan pengumuman tersebut begitu terharu dan
langsung sujud syukur, begitu tak percaya bisa kembali melanjutkan sekolahnya
yang terputus.
Buku
ini disajikan dengan bahasa yang komunikatif, memungkinkan pembaca dapat
merasakan apa yang dirasakan oleh tokoh itu sendiri. Buku ini banyak yang dapat
dijadikan keteladanan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, karena tidak tepatnya
tanda baca yang digunakan membuat kita sedikit sulit memahaminya.
Novel
ini sangat inspiratif, memiliki banyak kandungan amanat-amanat yang dapat
dipetik dan dapat dibaca oleh semua kalangan. Novel ini dapat membuat kita
mengerti akan perjuangan seseorang hanya untuk mengejar pendidikan, selalu
bersyukur, ketabahan, kegigihan seorang anak untuk mencapai apa yang dia
inginkan. Sikap dan prilaku tokoh dapat dijadikan teladan setiap orang.
Sekian
susunan resensi saya, apabila ada kesalahan penulisan dan kata-kata saya mohon
maaf.
-TERIMA KASIH-